Senin, 21 Maret 2022

 

KONSEP DASAR FILSAFAT KOMUNIKASI

A.  Pengertian Filsafat

Filsafat adalah suatu pemikiran seseorang yang didasarkan melalui pencarian dan analisis konsep dasar dan menanyakan pertanyaan seperti mengapa ataupun hal lain yang merupakan bentuk refleksi dari realitas. Atau filsafat juga biasa diartikan cinta atas kebijaksanaan. Secara etimologis (ilmu asal usul kata), kata Filsafat berasal dari Yunani Philosophia, Philia = cinta, Sophos = kearifan/kebijaksanaan– wisdom Cinta akan Kearifan– love for wisdom. Kebijaksanaan/kearifan atau wisdom diartikan sebagai ketepatan bertindak. Perenungan yang mendalam mengenai sesuatu yang dinilai/dianggap bermanfaat bagi kehidupan. Cakupan Lebih banyak sebagai cara atau tipe kegiatan mental (observasi, berpikir reflektif, kemudian berspekulasi, berdialog) tentang apa saja. Ahli filsafat disebut sebagai Filsuf – philosopher. Filsuf pertama yang menggunakan kata philosophia adalah Pythagoras (572-497 SM).

1.                   Tujuan berfilsafat

·  Filosof, adalah proses kita memproduksi suatu ide.

·  Ahli filsafat, mengetahui Teori teori, tokoh, dan paradigma filsafat.

·  Filsafat sebagai Metodologi, alat untuk berpikir.

·  Filsafat sebagai produk pemikiran, produk pemikiran/ide dari tokoh tokoh filsafat seperti aristoteles, Plato, descartes, dll.

·  Lahirnya filsafat

Pada dasarnya ketidak puasan manusia terhadap jawaban jawaban mistis (tidak masuk akal) berpindah pada Mitos (legenda) ke logos (rasio/nalar). Pada akhirnya, manusia mulai berpikir dan mencari tau, karena mereka bosan/ jenuh dengan jawaban yang tidak masuk akal. Jadi, Tujuan filsafat adalah mencari jawaban yang rasional.

·  Pintu gerbang filsafat

a.    Rasional, membuka pikiran terbuka dan masuk akal.

b.    Curious, perasaan ingin tahu yang timbul dan dimiliki oleh manusia terhadap suatu hal yang belum ia dapatkan penjelasan atau jawabannya.

c.    Wisdom, tujuan filsafat membangun memanusiakan manusia menjadi bijak.

·  Tugas filsafat

a.    Memperjelas konsep, yaitu konsep adalah jembatan untuk berfikir. Kita berbicara dan berfikir memakai konsep-konsep. Oleh karena itu jika ingin berfilsafat, maka kita mesti latihan membuat konsep-konsep. Memahami konsep itu penting.

b.    Mengkritisi konsep: Kritis adalah meletakkan sesuatu sesuai proporsinya (seimbang). Kritis tidak selalu identik dengan anti atau mencari kesalahan. Karena terkadang ada sesuatu yang baik tapi tidak cocok. Karena setiap realita dan fenomena selalu berubah dan otomatis konsepnya juga berbeda. Begitu juga kita mesti kritis dengan konsep yang dipahami orang lain. Karena bisa jadi apa yang dia pahami tidak sesuai dengan data dan informasi yang valid di realita.

c.    Membuat argumen: Semakin banyak pertanyaan yang kita ajukan terhadap realita, maka semakin banyak konsep yang bisa kita bangun. Menimbang potensi dan kendala dengan itu kita bisa membuat argumen.

    Inilah tiga tugas utama filsafat. Yang pertama (Clarifying consept) sifatnya ke dalam (refleksi). Yang kedua (Criticizing consept) sifatnya keluar (kritis) dan yang ketiga (Constructing consept) ke dalam dan keluar. Jadi jika kita sudah siap untuk mengklarifikasi hidup, dikritisi, kemudian di konstruksi dengan membuat argument, maka kita adalah seorang filsuf. Tiga hal ini disebut sebagai refleksi. Dari refleksi lahirlah aksi. Refleksi yang menjadi aksi disebut sebagai transformasi.

2.      Beberapa Anggapan Tentang Filsafat:

·         Pencarian akan kearifan kehidupan.

·         Usaha untuk memahami jagad raya secara menyeluruh.

·         Usaha untuk menyelami maksud Tuhan dan tempat manusia di dalam maksud itu.

·         Penyelidikan tentang nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

·         Usaha untuk mengkodefikasi aturan pada pikiran manusia guna peningkatan.

rasionalitas dan keluasan bagi pemikiran yang jernih.

3.      Cara berpikir filsafat

1.    Radikal, yaitu ingin menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya, untuk menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke permukaan.

2.    Universal, selalu mencari gagasan-gagasan pemikiran yang bersifat universal, yang dapat berlaku di semua tempat.

3.    Konseptual, yaitu berpikir dalam filsafat tidak hanya sekedar berpikir, tapi mempunyai konsep yaitu secara umum.

4.    Koheren, sesuai kaidah logis dan kebenaran yang teruji ketika dia dibawa kemanapun hasilnya akan sama.

5.    Sistematis, wawasan kajian yang penting dipelajari manusia.

6.    Komprehensif, artinya Menyeluruh, tidak ada kebenaran yang tumpang tindih.

7.    Bebas, pemikiran yang subjektif.

8.    Tanggung jawab, yang terpenting semua yang dilakukan dipertanggung jawabkan. Mengedepankan hasil pemikiran pertanggung jawaban dan nurani. Hal hal yang instan tidak beetahan lama.

4.      Tokoh Filsafat

1.   Thales Abad ke 6 SM (Filsuf Pertama) Masih lisan belum tulisan, disampaikan oleh Aristoteles. Thales mencari arkhe (asas atau prinsip) alam semesta tempat hidup manusia. Arkhe alam semesta adalah air. Semua berasal dari air dan kembali ke air. masih sederhana. Pertama kalinya ada pikiran tentang alam semesta menggunakan rasio.

2.   Heraklitos Abad ke 5 SM Julukan si gelap karena sulit untuk mengerti jalan pikirannya Teorinya: segala sesuatu di alam semesta merupakan sintesa dari hal -hal yang berlawanan. Ada siang, ada malam. Di alam semesta tidak ada sesuatu yang tetap dan mantap. Yang tetap hanyalah perubahan.

3.   Parmenides Tahun 515 SM Yang ada itu ada, bukan gerak dan perubahan Yang tidak ada, tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan Realitas merupakan keseluruhan yang bersatu.

B.            Filsafat Ilmu

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001):

a.    Menurut Robert Ackerman, filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

b.    Menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

c.    Menurut A. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.

d.    Menurut Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.

Berdasarkan pendapat di atas diperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu.

-          Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? (Landasan ontologis)

-          Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? (Landasan aksiologis).

-          Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? (Landasan aksiologis).

Menurut Jujun S. Suriasumantri “Filsafat Ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu”.

C.     Filsafat Komunikasi

Secara umum ilmu komunikasi adalah proses mempelajari penyampaian pesan secara efektif dari pemberi pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan menggunakan berbagai media.

Filsafat sering juga dapat diartikan sebagai ―berpikir reflektif dan kritis (reflective and critical thinking). Filsafat merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.

Filsafat komunikasi mencari jawaban mengenai hakekat dari ilmu komunikasi, Mengapa manusia itu menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain.

·         Ontologi:

Apa yang dikaji oleh ilmu komunikasi?

1). Objek apa yang ditelaah oleh ilmu komunikasi?

·         Epistemologi:

Bagaimana caranya mendapatkan pengetahuan dari Ilmu Komunikasi tersebut?

1). Bagaimana proses yang memungkinkan didapatkannya Ilmu Komunikasi?

·         Aksiologi:

1). Untuk apa Ilmu Komunikasi digunakan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODEL MODEL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MENURUT HAMMER, THOMAS & KILMAN, TING TOOMEY

  Komunikasi Antar Budaya Menurut Hammer Perintis yang penting kepada kompetensi budaya ialah sensitiviti antara Budaya   Menurut Hammer, se...