KONSEP
DASAR FILSAFAT KOMUNIKASI
A. Pengertian
Filsafat
Filsafat
adalah suatu pemikiran seseorang yang didasarkan melalui pencarian dan analisis
konsep dasar dan menanyakan pertanyaan seperti mengapa ataupun hal lain yang
merupakan bentuk refleksi dari realitas. Atau filsafat juga biasa diartikan
cinta atas kebijaksanaan. Secara etimologis (ilmu asal usul kata), kata
Filsafat berasal dari Yunani Philosophia, Philia = cinta, Sophos =
kearifan/kebijaksanaan– wisdom Cinta akan Kearifan– love for wisdom. Kebijaksanaan/kearifan
atau wisdom diartikan sebagai ketepatan bertindak. Perenungan yang mendalam
mengenai sesuatu yang dinilai/dianggap bermanfaat bagi kehidupan. Cakupan Lebih
banyak sebagai cara atau tipe kegiatan mental (observasi, berpikir reflektif,
kemudian berspekulasi, berdialog) tentang apa saja. Ahli filsafat disebut
sebagai Filsuf – philosopher. Filsuf pertama yang menggunakan kata philosophia adalah
Pythagoras (572-497 SM).
1.
Tujuan berfilsafat
· Filosof,
adalah proses kita memproduksi suatu ide.
· Ahli
filsafat, mengetahui Teori teori, tokoh, dan paradigma filsafat.
· Filsafat
sebagai Metodologi, alat untuk berpikir.
· Filsafat
sebagai produk pemikiran, produk pemikiran/ide dari tokoh tokoh filsafat
seperti aristoteles, Plato, descartes, dll.
· Lahirnya
filsafat
Pada dasarnya ketidak
puasan manusia terhadap jawaban jawaban mistis (tidak masuk akal) berpindah
pada Mitos (legenda) ke logos (rasio/nalar). Pada akhirnya, manusia mulai
berpikir dan mencari tau, karena mereka bosan/ jenuh dengan jawaban yang tidak masuk
akal. Jadi, Tujuan filsafat adalah mencari jawaban yang rasional.
· Pintu
gerbang filsafat
a. Rasional,
membuka pikiran terbuka dan masuk akal.
b. Curious,
perasaan ingin tahu yang timbul dan dimiliki oleh manusia terhadap suatu hal
yang belum ia dapatkan penjelasan atau jawabannya.
c. Wisdom,
tujuan filsafat membangun memanusiakan manusia menjadi bijak.
· Tugas
filsafat
a. Memperjelas
konsep, yaitu konsep adalah jembatan untuk berfikir. Kita berbicara dan
berfikir memakai konsep-konsep. Oleh karena itu jika ingin berfilsafat, maka
kita mesti latihan membuat konsep-konsep. Memahami konsep itu penting.
b. Mengkritisi
konsep: Kritis adalah meletakkan sesuatu sesuai proporsinya (seimbang). Kritis
tidak selalu identik dengan anti atau mencari kesalahan. Karena terkadang ada
sesuatu yang baik tapi tidak cocok. Karena setiap realita dan fenomena selalu
berubah dan otomatis konsepnya juga berbeda. Begitu juga kita mesti kritis
dengan konsep yang dipahami orang lain. Karena bisa jadi apa yang dia pahami
tidak sesuai dengan data dan informasi yang valid di realita.
c. Membuat
argumen: Semakin banyak pertanyaan yang kita ajukan terhadap realita, maka
semakin banyak konsep yang bisa kita bangun. Menimbang potensi dan kendala
dengan itu kita bisa membuat argumen.
Inilah tiga tugas utama filsafat. Yang
pertama (Clarifying consept) sifatnya ke dalam (refleksi). Yang kedua
(Criticizing consept) sifatnya keluar (kritis) dan yang ketiga (Constructing consept)
ke dalam dan keluar. Jadi jika kita sudah siap untuk mengklarifikasi hidup, dikritisi,
kemudian di konstruksi dengan membuat argument, maka kita adalah seorang
filsuf. Tiga hal ini disebut sebagai refleksi. Dari refleksi lahirlah aksi.
Refleksi yang menjadi aksi disebut sebagai transformasi.
2. Beberapa
Anggapan Tentang Filsafat:
·
Pencarian akan kearifan kehidupan.
·
Usaha untuk memahami jagad raya secara
menyeluruh.
·
Usaha untuk menyelami maksud Tuhan dan
tempat manusia di dalam maksud itu.
·
Penyelidikan tentang nilai kebenaran,
kebajikan, dan keindahan.
·
Usaha untuk mengkodefikasi aturan pada
pikiran manusia guna peningkatan.
rasionalitas
dan keluasan bagi pemikiran yang jernih.
3. Cara
berpikir filsafat
1. Radikal,
yaitu ingin menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya,
untuk menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke
permukaan.
2. Universal,
selalu mencari gagasan-gagasan pemikiran yang bersifat universal, yang dapat
berlaku di semua tempat.
3. Konseptual,
yaitu berpikir dalam filsafat tidak hanya sekedar berpikir, tapi mempunyai
konsep yaitu secara umum.
4. Koheren,
sesuai kaidah logis dan kebenaran yang teruji ketika dia dibawa kemanapun
hasilnya akan sama.
5. Sistematis,
wawasan kajian yang penting dipelajari manusia.
6. Komprehensif,
artinya Menyeluruh, tidak ada kebenaran yang tumpang tindih.
7. Bebas,
pemikiran yang subjektif.
8. Tanggung
jawab, yang terpenting semua yang dilakukan dipertanggung jawabkan.
Mengedepankan hasil pemikiran pertanggung jawaban dan nurani. Hal hal yang
instan tidak beetahan lama.
4. Tokoh
Filsafat
1. Thales
Abad ke 6 SM (Filsuf Pertama) Masih lisan belum tulisan, disampaikan oleh
Aristoteles. Thales mencari arkhe (asas atau prinsip) alam semesta tempat hidup
manusia. Arkhe alam semesta adalah air. Semua berasal dari air dan kembali ke
air. masih sederhana. Pertama kalinya ada pikiran tentang alam semesta
menggunakan rasio.
2. Heraklitos
Abad ke 5 SM Julukan si gelap karena sulit untuk mengerti jalan pikirannya
Teorinya: segala sesuatu di alam semesta merupakan sintesa dari hal -hal yang
berlawanan. Ada siang, ada malam. Di alam semesta tidak ada sesuatu yang tetap
dan mantap. Yang tetap hanyalah perubahan.
3. Parmenides
Tahun 515 SM Yang ada itu ada, bukan gerak dan perubahan Yang tidak ada, tidak
dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan Realitas merupakan keseluruhan
yang bersatu.
B.
Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat
ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang
terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001):
a. Menurut
Robert Ackerman, filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu
tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian
itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari
praktek ilmiah secara aktual.
b. Menurut
Lewis White Beck, filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
c. Menurut
A. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan
filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya
metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapannya, serta letaknya dalam
kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
d. Menurut
Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan
tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara
percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
Berdasarkan
pendapat di atas diperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu.
-
Obyek apa yang
ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? (Landasan
ontologis)
-
Bagaimana proses
yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana
prosedurnya? (Landasan aksiologis).
-
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? (Landasan aksiologis).
Menurut
Jujun S. Suriasumantri “Filsafat Ilmu merupakan telaah secara filsafat yang
ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu”.
C.
Filsafat Komunikasi
Secara umum ilmu komunikasi adalah
proses mempelajari penyampaian pesan secara efektif dari pemberi pesan
(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Penyampaian pesan ini bisa
dilakukan menggunakan berbagai media.
Filsafat sering juga dapat diartikan
sebagai ―berpikir reflektif dan kritis (reflective and critical thinking). Filsafat
merupakan suatu cara berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu. Filsafat senantiasa
mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada,
bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Filsafat komunikasi mencari jawaban mengenai hakekat dari ilmu komunikasi, Mengapa manusia itu menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain.
·
Ontologi:
Apa yang
dikaji oleh ilmu komunikasi?
1). Objek
apa yang ditelaah oleh ilmu komunikasi?
·
Epistemologi:
Bagaimana caranya
mendapatkan pengetahuan dari Ilmu Komunikasi tersebut?
1).
Bagaimana proses yang memungkinkan didapatkannya Ilmu Komunikasi?
·
Aksiologi:
1). Untuk
apa Ilmu Komunikasi digunakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar