Prinsip Komunikasi Antarbudaya Efektif
Proses komunikasi yang
berlangsung antara orang-orang berbeda budaya tersebut biasanya dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Willian G. Scoot yang mengutip
pendapat Babcot bahwa ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses komunikasi:
a. The
Act (Perbuatan), Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang
yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh
manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau
dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan.
b. The
Scene (Adegan), Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini
menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa
yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan.
Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang
akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
c. The
Agent (Pelaku), Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan
komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang
terlibat dalam hubungan komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-pelaku
komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam
situasi komunikasi yang berkembang.
d. The
Agency (Perantara), Alat-alat yang dibangun dalam komunikasi dapat membangun
terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud
komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti surat
perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.
e. The
Purpose (Tujuan), Menurut Grace dalam buku Komunikasi Administrasi dan Beberapa
Faktor Penyebab Kegagalannya karangan Miftah Thoha, ada 4 (empat) macam tujuan
tersebut yaitu: Satu, Tujuan Fungsional (The Fungsional Goals) ialah tujuan
yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau
lembaga. Dua, Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals); Tujuan ini
dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang
disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri.
Ketiga, Tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat
kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu
mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. Keempat, Tujuan Keyakinan (The
Confidence Goals); Tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan
keyakinan orang-orang pada lingkungan.
Faktor-faktor
tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah proses komunikasi itu
berjalan efektif. Berdasarkan hal itu pula, kita bisa menentukan strategi atau
metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi
yang efektif dapat terwujud bila strategi dan metode komunikasi yang digunakan
tepat. Strategi komunikasi yang efektfif sangat penting diperhatikan dalam
sebuah proses komunikasi. Seperti yang disampaikan oleh Onong yang mengatakan
bahwa: Di kalangan militer terdapat ungkapan yang amat terkenal yang berbunyi:
“To win the war, not to win the battle” yang jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti: “memenangkan perang, bukan memenangkan pertempuran”.
Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya taktik
adalah untuk memenangkan pertempuran. Fokus perhatian ahli komunikasi ini
memang penting ditujukan kepada strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.
Prinsip Mengontrol Aktivitas
Komponen Komunikasi Antarbudaya
1.
Mengontrol: Pengirim dan Penerima (Komunikasi
efektif & Latar belakang)
§ Pengirim
& Penerima
Kondisi Teknis:
Pemahaman Bahasa (saling memahami Bahasa, saling Melihat & mendengarkan,
bertindak seperti penerjemah, kecakapan menggunakan teknologi
§ Kondisi
Kognitif: Interaksi pada tingkat intelektual yang sama (memahami perilaku
intelektual, memahami & akrab dg topik bahasan)
§ Kondisi
Interpretatif: Interpretasi yg sama pada kata-kata yang digunakan (arti &
tafsir yg sama dari kata-kata verbal/nonverbal, perbedaan budaya harus
dipahami)
§ Kondisi
Afektif: Saling memahami arti emosional dari kata-kata yang digunakan
(perasaan/emosi yg sama dari suatu Tindakan, siap berkomunikasi).
§ Latar
Belakang Budaya Pengirim & Penerima, faktor utama yang menghambat KAB
adalah Bahasa (persepsi). Lalu faktor kedua adalah HCC (High Context Culture)
& LCC ( Low Context Culture). Budaya konteks tinggi, ditandai dengan
penyajian pesan komunikasi tidak secara eksplisit, tidak fokus ke persoalan,
terlalu banyak basa-basi. Singkatnya, tidak mengungkapkan secara terbuka apa
yang menjadi masalah. Sebaliknya, budaya konteks rendah, cenderung menyajikan
pesan secara eksplisit, bicara langsung, lugas dan berterus terang. Berbagai
penelitian menunjukkan, berbagai kelompok budaya atau etnis di Indonesia,
berdasarkan budaya komunikasinya, ada yang menganut high context dan banyak
pula yang menganut low context.
2.
Mengontrol: Pesan (Verbal & Nonverbal)
A. Penekanan pada Pesan Verbal
§
Aturan Sintaksis: Mengatur urutankata dalam sebuah
kalimat
§
Aturan Semantik: Mengatur makna & tafsir kata-kata.
§
Aturan Kontekstual: Mengatur makna & pilihan
kata sesuai dengan konteks dan kebiasaan sosial.
Menurut Novinger (2001),
Lippi-Green (1997) dan Devito (2005) menekankan daya guna pesan verbal lisan diantaranya:
1. Aksen
2. Irama
3. Konotasi
4. Konteks
5. Idiom > “Damn! I Like it”
6. Demi sopan santun
7. Diam
8. Gaya
B. Penekanan pada Pesan Non-Verbal
Perbedaan perilaku non-verbal dalam suatu budaya
– To Speak or Not Speak
– Speaking Culture
3.
Mengontrol: Media
Alat Media elektronik membawa persepsi
kita tentang ruang dan waktu dengan sangat cepat,
memperlihatkan keragaman budaya yang ada di seluruh
dunia bahkan
yang terisolir. Untuk membangun KAB kita perlu berinteraksi
dengan orang-orang lain secara langsung sebelum saling mengenal melalui media
sosial.
4.
Mengontrol: Hambatan (noise)
Hambatan dalam KAB adalah perbedaan budaya itu sendiri
yang mempengaruhi perbedaan persepsi. Menurut (Barna, 1997) ada 6 hambatan di antaranya:
1. Kecemasan (Anxiety)
2. Asumsi tentang kesamaan budaya
3. Etnosentrisme
4. Bahasa
5. Stereotipe & Prasangka
6. Kesalahan interpretasi (nonverbal): Ruang fisik,
Ekspresi Wajah, Postur, & Paralinguistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar