Jumat, 21 Oktober 2022

Model - Model Komunikasi menurut Gudykunst & Baldwin

 A. Model Komunikasi Antarbudaya menurut Gudykunst

Model Gudykunst dan Kim menjelaskan komunikasi antarbudaya dengan orang-orang yang asing di hadapan kita. Pada dasarnya, Willia Gadykunst merasa bahwa isu sentral dalam budaya dan komunikas antarkelompok adalah kemampuan setiap orang untuk mengendalikan (mengelola) tingkat ketidakpastian mereka (kemampuan "kognitif" untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku orang lain) dan kecemasan afektif atau ketakutan "emosional", yang mungkin terjadi dalam interaksi yang seolah tampak bodoh, ditolak, dan sebagainya. Jika seseorang bisa mengendalikan keadaan ini atau memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap orang lain, dia akan berkomunikasi efektif dan akan lebih mampu beradaptasi.

Dalam model ini, ada dua lingkaran yang lebih besar, masing masing mewakili komunikator, kedua pihak ini akan mengirim dan menerima pesan verbal dan nonverbal. Menurut Gudykust dan Kim (1992), ketika kita membuat atau memproses pesan, kita selalu menggunakan empat filter yang berbeda.

Adapun filter - filter tersebut adalah sebagai berikut:

1. Cultural. Filter pertama adalah budaya yang me gacu pada semua elemen persepsi bersama (Gudykunst mendefinisikan budaya sebagai persepsi atau kerangka pemikiran, bukan artefak atau perilaku)

2. Socialcultural. Konsep ini berisi aspek-aspek identitas kelompok, seperti roles atau peran (Perilaku yang diharapkan dari orang berdasarkan hubungan) dan social identities (aspek yang mendefinisikan diri mereka)

3. Psychocultures. Filter ketuga adalah pikiran individu yang meliputi prejudice streotype (prasangka) uncertainty anxiety(kecemasan), Mood attitude perception of other (Persepsi).

4. Environmental. Semua komunikasi terjadi dalam konteks lingkungan yang meliputi situasi, geografi, interaksi.

  

Model Komunikasi Antarbudaya menurut Gudykunst

B. Model Komunikasi menurut Baldwin

Model ini lebih ditujukan pada adaptasi budaya dalam rangka menghadapi "kejutan budaya" dengan "kurva U". Apa itu kurva U? Apa saja empat tahapan dan seperti apa tahapan tersebut? Banyak penulis, berdasarkan karya asli Oberg (1960), telah menggambarkan akulturasi dalam beberapa tahap. Namun, untuk tujuan penjelasan model ini, kita akan menggunakan model empat tahap yang standar:

 

1.      Honeymoon. Selama periode ini, perbedaan antara budaya lama dan baru terlihat dalam cahaya romantis. Misalnya, di saat seseorang berpindah ke negara baru, dia mungkin menyukai makanan baru, kecepatan hidup, dan kebiasaan penduduk setempat. Selama beberapa minggu pertama, kebanyakan orang terpesona oleh budaya baru. Mereka bergaul dan berusaha bicara dengan warga setempat. dengan bahasa setempat. Mereka juga berusaha untuk berbicara sopan kepada warga setempat. Seperti kebanyakan periode, periode bulan madu ini toh akan berakhir.

 

2.      Crisis. Pada tahap ini ada permusuhan (selalu ada dalam stereotip). Situasi ini menurut Hall, seseorang baru mulai melihat dan mengalami "kejutan budaya." Sering kali orang terlibat dalam salah satu dari dua respons terhadap budaya setempat, misalnya: (1) "berkelahi" melawan budaya baru dengan cara tertentu, mengeluh tentang budaya baru; dan (2) flight, memisahkan diri dari budaya, baik menghabiskan waktu bersama dengan orang dari budaya sendiri, misalnya bersama-sama makan-makanan dari budaya sendiri, dan lain-lain.

 

3.      Recovery. Menurut Carley Dodd (1998), respons ketiga terhadap tekanan budaya adalah fleksibel. Pada tahap ini, "orang baru" mulai belajar berurusan, bahkan merangkul perbedaan budaya, atau bekerja sama dengan 'host' untuk memelihara stabilitas dan sikap yang baik.

 

4.      Adjustment. Setelah beberapa waktu (biasanya 6 hingga 12 bulan). terjadi satu pertumbuhan. "Orang baru" sudah terbiasa dengan budaya baru dan mengembangkan rutinitas. "Orang baru" juga akan tahu bahwa negara tuan rumah tidak lagi merasakan ada hal yang baru, namun "orang baru" menjadi prihatin dengan kehidupan baru. Seseorang mulai mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah, misalnya berurusan dengan budaya dan mulai menerima cara-cara budaya setempat dengan sikap positif. Budaya baru mulai dirasa masuk akal dan reaksi negatif serta respons terhadap budaya baru semakin berkurang.

Model Komunikasi Antarbudaya menurut Baldwin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODEL MODEL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MENURUT HAMMER, THOMAS & KILMAN, TING TOOMEY

  Komunikasi Antar Budaya Menurut Hammer Perintis yang penting kepada kompetensi budaya ialah sensitiviti antara Budaya   Menurut Hammer, se...