A. Model Komunikasi Antarbudaya menurut Gudykunst
Model Gudykunst dan Kim menjelaskan komunikasi
antarbudaya dengan orang-orang yang asing di hadapan kita. Pada dasarnya,
Willia Gadykunst merasa bahwa isu sentral dalam budaya dan komunikas
antarkelompok adalah kemampuan setiap orang untuk mengendalikan (mengelola)
tingkat ketidakpastian mereka (kemampuan "kognitif" untuk menjelaskan
dan memprediksi perilaku orang lain) dan kecemasan afektif atau ketakutan
"emosional", yang mungkin terjadi dalam interaksi yang seolah tampak
bodoh, ditolak, dan sebagainya. Jika seseorang bisa mengendalikan keadaan ini
atau memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap orang lain, dia akan
berkomunikasi efektif dan akan lebih mampu beradaptasi.
Dalam model ini, ada dua lingkaran yang lebih besar,
masing masing mewakili komunikator, kedua pihak ini akan mengirim dan menerima
pesan verbal dan nonverbal. Menurut Gudykust dan Kim (1992), ketika kita
membuat atau memproses pesan, kita selalu menggunakan empat filter yang berbeda.
Adapun filter - filter tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cultural. Filter pertama adalah budaya yang me gacu
pada semua elemen persepsi bersama (Gudykunst mendefinisikan budaya sebagai persepsi
atau kerangka pemikiran, bukan artefak atau perilaku)
2. Socialcultural. Konsep ini berisi aspek-aspek
identitas kelompok, seperti roles atau peran (Perilaku yang diharapkan dari
orang berdasarkan hubungan) dan social identities (aspek yang mendefinisikan
diri mereka)
3. Psychocultures. Filter ketuga adalah pikiran
individu yang meliputi prejudice streotype (prasangka) uncertainty
anxiety(kecemasan), Mood attitude perception of other (Persepsi).
4. Environmental. Semua komunikasi terjadi dalam konteks lingkungan yang meliputi situasi, geografi, interaksi.
Model Komunikasi Antarbudaya menurut Gudykunst
B. Model Komunikasi menurut Baldwin
Model ini lebih ditujukan pada adaptasi budaya dalam
rangka menghadapi "kejutan budaya" dengan "kurva U". Apa
itu kurva U? Apa saja empat tahapan dan seperti apa tahapan tersebut? Banyak
penulis, berdasarkan karya asli Oberg (1960), telah menggambarkan akulturasi
dalam beberapa tahap. Namun, untuk tujuan penjelasan model ini, kita akan
menggunakan model empat tahap yang standar:
1.
Honeymoon.
Selama periode ini, perbedaan antara budaya lama dan baru terlihat dalam cahaya
romantis. Misalnya, di saat seseorang berpindah ke negara baru, dia mungkin
menyukai makanan baru, kecepatan hidup, dan kebiasaan penduduk setempat. Selama
beberapa minggu pertama, kebanyakan orang terpesona oleh budaya baru. Mereka
bergaul dan berusaha bicara dengan warga setempat. dengan bahasa setempat.
Mereka juga berusaha untuk berbicara sopan kepada warga setempat. Seperti
kebanyakan periode, periode bulan madu ini toh akan berakhir.
2.
Crisis.
Pada tahap ini ada permusuhan (selalu ada dalam stereotip). Situasi ini menurut
Hall, seseorang baru mulai melihat dan mengalami "kejutan budaya."
Sering kali orang terlibat dalam salah satu dari dua respons terhadap budaya
setempat, misalnya: (1) "berkelahi" melawan budaya baru dengan cara
tertentu, mengeluh tentang budaya baru; dan (2) flight, memisahkan diri dari
budaya, baik menghabiskan waktu bersama dengan orang dari budaya sendiri,
misalnya bersama-sama makan-makanan dari budaya sendiri, dan lain-lain.
3.
Recovery.
Menurut Carley Dodd (1998), respons ketiga terhadap tekanan budaya adalah
fleksibel. Pada tahap ini, "orang baru" mulai belajar berurusan,
bahkan merangkul perbedaan budaya, atau bekerja sama dengan 'host' untuk
memelihara stabilitas dan sikap yang baik.
4.
Adjustment.
Setelah beberapa waktu (biasanya 6 hingga 12 bulan). terjadi satu pertumbuhan.
"Orang baru" sudah terbiasa dengan budaya baru dan mengembangkan
rutinitas. "Orang baru" juga akan tahu bahwa negara tuan rumah tidak
lagi merasakan ada hal yang baru, namun "orang baru" menjadi prihatin
dengan kehidupan baru. Seseorang mulai mengembangkan keterampilan untuk
memecahkan masalah, misalnya berurusan dengan budaya dan mulai menerima
cara-cara budaya setempat dengan sikap positif. Budaya baru mulai dirasa masuk
akal dan reaksi negatif serta respons terhadap budaya baru semakin berkurang.
Model Komunikasi Antarbudaya menurut Baldwin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar